Monday, October 31, 2011

IMAN DAN KEBERSIHAN

Picture Property: circuitstuck.blogspot.com
Sering saya menegur langsung bila melihat di jalan raya ada pengemudi atau penumpang yang membuang sampah ke jalan tanpa merasa sedikitpun besalah, atau ada orang yang dengan ringan membuang sampah ke sungai atau kali, benar-benar mengesalkan. Tidak heran negara kita menjadi negara paling semerawut dengan sampah, bukan karena ketidak pedulian pemerintah yang memang kurang dalam menyediakan fasilitas pembuangan dan pengolahan sampah, tapi kita masyarakat yang paling berpengaruh menyebabkan negara kita menjadi negara "sampah" dalam arti sesungguhnya karena habit buruk dari kita sendiri.


Walaupun Indonesia bukan negara Islam, tapi adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, mengalahkan negara Arab dimana agama Islam diturunkan.  Sejak jaman TK atau saat mengaji di surau, salah satu yang diajarkan oleh para guru adalah sebuah hadist seruan dari nabi Muhammad SAW: "Jagalah Kebersihan, karena kebersihan adalah sebagian dari Iman". Meningkat ke jenjang SD tagline menjaga kebersihan senantiasa menghiasi ruang kelas.


Aneh bukan, kita muslim, diajarkan sejak kecil tentang kebersihan adalah sebuah keimanan, tapi implementasi tidak sedikitpun mencirikan keimanan sebagai seorang Muslim yang diajarkan sejak kecil. Kita dengan ringan tanpa merasa bersalah atau takut tidak beriman, membuang sampah dimana saja karena sifat ingin gampang dan tidak ribet dan egois ingin property kita bersih tanpa peduli bila property orang lain atau publik penuh dengan sampah yang kita buang. Banyak yang berfikiran, "tidak apa-apa kali cuman buang selembar tisue ke jalan". Bila hanya kita sendirian yang membuang selembar tisue mungkin tidak berpengaruh, tapi bagaimana bila jutaan penduduk Indonesia berprilaku sama membuang tisue ke jalan, hasilnya bisa kita lihat sendiri begitu "indahnya" negara kita dihiasi sampah dimana-mana. 


Mari kita bandingkan dengan negara yang berpenduduk non Muslim tapi semua penduduknya sangat disiplin menjaga kebersihan, sebut saja Jepang atau Singapura, silahkan buktikan saat jalan-jalan ke dua negara tersebut dijamin kita kesulitan menemukan sampah daripada menemukan tempat sampah. Kita yang skeptis akan nyeletuk "itu karena pemerintahnya peduli dengan kebersihan", eits...kita melupakan bahwa pemerintah hanya bagian terkecil dari komunitas sebuah negara, tapi penduduklah bagian terbesar dari komunitas negara, habit yang baik dan kedisiplinan seluruh warganya akan pentingnya menjaga kebersihan yang menjadikan Jepang atau Singapura menjadi contoh  negara dengan tingkat kebersihan dan keberhasilan mengelola sampah terbaik di dunia.


Padahal penduduk Jepang atau Singapura mungkin tidak pernah mengenal atau diajarkan tentang hadist Nabi Muhammad SAW tentang "Menjaga kebersihan adalah bagian dari sebuah Keimanan". Terbayang bila penduduk negara Jepang atau Singapura adalah Muslim, sepertinya Jepang atau Singapura bisa menjadi negara paling "Kinclong" karena semua penduduknya berlomba-lomba menjaga kebersihan karena tambah semangat dicatat oleh malaikat sebagai amal sholeh karena menjaga kebersihan.  


Menjaga kebersihan adalah sebuah contoh kecil dari implementasi keimanan yang hasinya luar biasa membedakan negara Indonesia berpenduduk Muslim dengan negara berpenduduk non Muslim seperti Jepang atau Singapura, belum lagi keimanan lain yang lebih besar seperti menjaga alam dari kerusakan, politik, ekonomi, moneter dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kepentingan publik  sudah diatur sedemikian lengkap dalam agama Islam, silahkan cek Al Quran apalagi Hadist yang banyak sekali jumlahnya mengenai tata kelola dan prilaku muslim yang sempurna senantiasa di hubungkan sebagai sebuah bentuk keimanan kepada Allah.


Masih ingat tulisan saya tentang Durian & Kolesterol? bahwa hukum alam (Sunatullah) bersifat pasti, maka bila sebuah komunitas masyarakat kembali kepada hukum Allah tidak perduli itu muslim atau non muslim dipastikan masyarakat tersebut peradabannya akan maju. Sebaliknya bila masyarakatnya meninggalkan sunatullah seperti penduduk Indonesia walaupun Muslm maka sulit Indonesia untuk maju dalam peradaban. 
MARI MULAI SEKARANG KITA KEMBALI IKUTI 
SUNATULLAH, dimulai dari hal kecil dari sekarang seperti MENJAGA KEBERSIHAN.


Wallahualam bishowab


Salam Semangat, Barokallah sukses untuk sahabat semua.


Budi Cahyadi

ID-DISTRO CLOTHING

CLOTHING FIT FOR HEAVEN

Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia yang senantiasa berkembang tidak hanya karena pertumbuhan jumlah penduduk tapi sangat dipengaruhi trend, mode dan teknonologi industry, tapi  pakaian sudah menjadi kebutuhan lifestyle, bahkan saat ini pakaian menjadi salah satu media untuk mengekspresikan diri dengan design dan pesan yang semakin berkembang dan kreatif.

Karena kebutuhan lifestyle inilah Kita kadang tidak menyadari tapi malah bangga dengan apa yang kita pakai walaupun konten atau pesan di pakaian tersebut jelas merusak atau mengajak kepada keburukan seperti; Drugs, Free Sex, Kekerasan, Satanic thought, Violence, War, Ilegal Loging, Trafficking etc,  Fenomena ini telah menjadi gaya hidup  sebagian besar masyarakat kita terutama anak-anak muda generasi penerus yang mungkin pesan-pesan negative tersebut akan merubah mindset dan pola fikir atau pola hidup generasi yang akan datang. 

Produk ID-Distro hadir berupa T-Shirt, Polo Shirt, Jaket, Sweatshirt yang digandrungi anak-anak sampai dewasa. Ciri khas produk ID-Distro adalah pesan  dalam produknya senantiasa bertema kebaikan atau mengingatkan akan fenomena-fenomena buruk yang kerap terjadi di dunia. Kami tidak ingin membawa sedikitpun keburukan untuk konsumen kami apalagi bila produk kami bisa menimbulkan akses negative terhadap prilaku kurang baik. Tagline produk kami “CLOTHING FOR HEAVEN” semoga dengan pesan pakaian yang kami sampaikan dapat membawa kita dan para konsumen berkumpul dalam sebuah komunitas kebaikan.


Konten yang baik hanya akan menjadi propaganda sesaat bila disampaikan dalam media pakaian yang tidak berkualitas, untuk itu ID-Distro hanya memproduksi berkualitas tinggi mulai dari bahan baku kelas satu, kualitas jahit terbaik, jenis dan kualitas painting best high-end sehingga produk ID-Distro dijamin nyaman dipakai dan tahan lama sesuai keabadian pesan kebaikan didalamnya. Produk ID-Distro kami produksi secara terbatas setiap artikelnya, selain menjaga ekslusivitas produk, juga menuntut kami senantiasa terus berinovasi dengan mode, design dan konten terbaik yang ingin kami sampaikan.

Bandung adalah kota pencetus konsep Distro (Distribution Store) dan kota terbesar penghasil produk clothing di Indonesia,  mendorong kami mengeluarkan brand ID-Distro setelah bergabungnya konseptor yang mengcreate konsep yang tepat dalam produk ID-Distro.  Produksi clothing bukanlah hal yang sulit karena sudah bertahun-tahun kami menjadi salah satu basis produksi clothing beberapa brand besar dan terkenal di Bandung, sehingga kualitas senantiasa menjadi focus yang kami jaga. Terus terang kami tidak ingin menjual konten,  tapi kami ingin menghadirkan produk yang berkualitas tinggi dengan nilai kebaikan di dalamnya.

Basis produksi kami berlokasi di Bandung,  didukung konseptor dan designer yang handal, penjahit yang berpengalaman, peralatan lengkap dan tenaga painting (sablon) yang berkompetensi tinggi.

Outlet kami berlokasi di Jl. Dago No. 72 Bandung bergabung dengan Bright Factory Outlet, dengan tempat yang nyaman di lokasi yang strategis mudah dijangkau yang menjadi tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung. Selain outlet di Bandung, kami hadirkan pula online store di www.id-distro.com untuk pengunjung yang ingin berbelanja online dengan nyaman dan aman.

Semoga Pakaian kita dapat memepermudah kita menuju Sugra kelak, amin ya Rabbal alamin

Hormat Saya


Budi Cahyadi
(iDistro CEO)

PROPERTY INTERIOR

Tahun 2003 selesai membangun rumah tinggal hasil "design" dan membangun sendiri di sebuah komplek perumahan di Bandung, tugas selanjutnya adalah mengisi interior, mebelair dan furniture. Tidak puas dengan furniture di pasaran yang standar terutama kualitas bahan dan design, saya mengunjungi sebuah showroom interior untuk mendesign isi rumah saya, hasilnya "tersenyum kecut" melihat design keren sesuai keinginan tapi harga bikin istri saya pusing kepala, wajar selepas membangun rumah seluruh tabungan ludes termasuk gaji saya yang jumlah potongannya melebihi sisa gaji yang bisa ditarik. Nekat dan berlebihan dalam membangun rumah ternyata tidak baik loh, jangan ditiru ya...


Dengan dalih ingin furniture customize sesuai ruangan rumah kita, maka jurus kreatif digunakan, majalah interior di obrak-abrik, setiap lewat workshop mebelair berhenti sekadar ngorbrol teknik membuat mebelair, bahan baku yang digunakan, jenis dan teknik fisnishing, cari tukang yang bagus dan hal lainnya yang berhubungan dengan permebelan. 


Setelah merasa cukup, maka mulai urat-oret berlagak jadi designer, lalu cari tukang kayu, bismillah.... hasilnya silahkan lihat foto Kitchen Set rumah saya yang dibuat tahun 2003an.


Lumayanlah untuk hasil design seorang Bankir lulusan Akuntan, sampai sekarang Kitchen Set tersebut kondisinya masih sangat baik, karena dibuat dengan hati dan bahan terbaik. Supaya tidak bosan, Kitchen Set tersebut sudah saya ganti warna selama dua kali.


Proses pembuatan Kitchen Set yang dilakukan di "workshop" garasi rumah yang baru selesai dibangun tersebut ternyata menarik perhatian tetangga yang kemudian ikut "nimbrung" memesan berbagai mebelair, saat itu para tetangga hanya tinggal membeli bahan dan membayar upah tukang kayu dan finishing, tanpa saya mintakan jasa atau profit, bahagia rasanya melihat tetangga mempunyai mebelair dengan desgin mewah hasil rancangan Budi Cahyadi, Sarjana Akuntan ha.ha.ha.ha


Subhanallah ternyata "pesanan gratis" semakin banyak, sampai saya harus bikin list antrian kerjaan. Bapak saya kebetulan adalah yang membangun rumah tinggal saya melihat sebuah peluang bagus, lalu menyarankan untuk "dikomersilkan" dan beliau menawarkan diri untuk memegang tanggung jawab produksinya, Subhanallah, semoga Allah senantiasa merahmati beliau. 


Sejak itulah garasi rumah berubah fungsi menjadi "workshop" mebelair, brand pun dibuat, dengan mengambil nama anak pertama, bismillah maka jadilah bisnis pertama saya SHERISH FURNITURE.
  
To be continued...... 

Sunday, October 30, 2011

PENILAIAN KERJA

Belasan tahun lalu saat saya mulai bekerja, saya benar-benar "idealis" memberikan konstribusi diatas 100% dalam bekerja. Datang paling pagi, pulang paling malam bahkan sampe jadi "doktor" (mondok di kantor hehehe). Saya lakukan itu semata-mata karena benar-benar mencintai pekerjaan, wajar saat itu baru lulus kuliah yang ingin mengaplikasikan hasil kuliah dan belajar komputer karena saat itu baru seumur-umur megang "maenan" baru yang bernama LAPTOP.


Pekerjaan seminggu saya selesaikan dalam satu atau dua hari saja, pekerjaan orang lain terutama senior saya kerjakan. Saya menjelma menjadi "staf idol" karena dengan mudah rekan kerja terutama senior menyerahkan kerjaan mereka kepada saya. Tapi salah satu kelemahan saya adalah kurang begitu "dekat" secara personal dengan para senior karena mereka sering mengajak hal-hal aneh yang bertentangan dengan jiwa idealis saat itu seperti mark up biaya perjalanan dinas, biaya hotel, transport dan lain-lain yang dianggap sebuah kewajaran di zaman ini.


Karena saat itu belum trend KPI (Key Perfomance Indicator) yaitu tools penilaian atas kinerja pegawai, maka saat penilaian kinerja, saya sakit hati karena penilaian kinerja saya oleh atasan di sama ratakan dengan staf lain padahal kinerja mereka  di bawah standar. Mereka sering menyerahkan pekerjaan ke saya, datang mepet waktu, pulang tepat waktu, tidak pernah lembur apalagi jadi "doktor", apalagi bila dihitung dari memo usulan atau konsep, saya pasti juaranya sampai-sampai saya disebut si "Memo" karena hampir tiap hari ada saja Memo usulan yang saya keluarkan kepada atasan saya.


Lalu saya menghadap atasan untuk menanyakan kenapa penilaian kinerja saya disamakan dengan yang lain padahal saya sudah berikan lebih dari 100% dari kewajiban dibanding pegawai lain yang selevel. Jawaban atasan saya "untuk menjaga kondusifitas kerja jadi disamakan saja, yang penting semua lulus dan diangkat jadi pegawai tetap".


Sakit hati saya saat itu, sampai-sampai jadi merubah kebiasaan baik jadi standar sama dengan pegawai lainnya, datang mepet waktu, pulang awal waktu, menghindari lembur apalagi "doktor". Usulan memo atau konsep tetap saya tulis tapi tidak saya keluarkan dan usulkan kepada atasan, saat itu saya berubah jadi "pegawai standar" sama dengan pegawai lainnya. Hasilnya? penilaiah kinerja sudah bisa ditebak yaitu sama saja.


Tiga tahun masa kerja alhamdulillah saya diberikan kesempatan mengikuti pendidikan tentang Ekonomi Syariah selama tiga bulan dengan pemateri hebat konseptor dan penggagas ekonomi syariah di Indonesia, yang "mencuci otak" dan merubah mindset saya tentang makna bekerja sebagai berikut:


Bekerja adalah sebuah aktivitas Ibadah yang bila diniatkan dengan dasar Iman kepada Allah, nilainya sama dengan Jihad Fiisabilillah.. Masya Allah


Setelah niat bekerja dengan dasar Iman, bekerjalah seoptimal mungkin bukan karena melaksanakan kontrak kerja dengan perusahaan tapi karena kita telah singn kontrak dengan Allah, berikan yang terbaik karena Allah menyukai yang terbaik.....


Atasan kita bukan senior atau pejabat yang bisa salah dalam menilai kinerja kita, tapi Allah adalah atasan hakiki kita, karena setiap helaan nafas, setiap detik waktu, setiap niat di hati, setiap gerakan tangan, kaki, mata, telinga kita Allah tahu dan mencatat dalam penilaian kinerja yang tidak mungkin salah.


Sekarang saya sudah tidak bekerja dan memutuskan menjadi wirausaha, Insya Allah konsep bekerja adalah ibadah dan kontrak dengan Allah saya terapkan dalam seluruh bisnis saya, berbisnis dengan jujur, berkarya terbaik, memciptakan produk terbaik, memberikan pelayanan terbaik, bekerjasama menjalin network terbaik semata-mata karena Allah yang akan menilai dan memberikan ganjaran terbaik untuk kita, karena profit terbesar dari bisnis adalah Ridho Allah yang tercurah dari berkah Rizki kepada kita.


Satu hikmah yang patut disyukuri dari bekerja optimal dan bekerja diatas standar adalah ILMU dan pengetahuan yang lebih, bersifat abadi dan pasti bermanfaat untuk kehidupan dan pekerjaan atau bisnis kita.  


Wallahualam bishowab.


Salam Semangat, barokallah sukses untuk sahabat semua


Budi Cahyadi

KARTU ASESKIN VS MOBIL BARU

Beberapa bulan lalu istri saya bercerita tentang musibah yang menimpa seseorang sebutlah namanya Teratai. Ibu kandung Teratai sebutlah namanya bu Dahlia terserang kangker Payudara stadium sudah mencapai tahap diperlukan operasi pengangkatan dengan biaya yang cukup tinggi.


Sahabat dan tetangga lain berempati dengan mengantar Ibu Dahlia ke Rumah Sakit untuk mendapat perawatan terbaik. Sahabat dan tetangga maklum dengan kesibukan suami Teratai atau menantu ibu Dahlia seorang Pejabat perusahaan besar terkenal yang ditempatkan di luar kota berjarak + 60 km dari Kota Bandung sehingga "tidak sempat" mengantar ibu Dahlia ke Rumah Sakit.


Situasi semakin "seru" karena biaya operasi pengangkatan  sebesar + 17 jutaan tidak tersedia membuat Teratai menangis dan curhat kepada sahabat-sahabatnya. Tentu saja sahabat dan tetangga kaget tidak percaya melihat profesi suami Teratai sebagai pejabat tinggi sebuah perusahaan besar yang pasti berpenghasilan besar pula.


Para sahabat sejati Teratai dengan semangat luar biasa tetap membiayai operasi tersebut tanpa berfikir apakah akan diganti oleh suami Teratai atau tidak, yang ada di benak mereka saat itu adalah kesembuhan bu Dahlia yang semakin lama semakin mengkhawatirkan. Tapi pada akhirnya biaya tersebut diganti oleh suami Teratai.


Singkat cerita, alhamdulillah operasi bu Dahlia sukses dan beliau dapat recovery dan merajut hidup normal kembali. Tapi Allah berkehendak lain, beberapa bulan setelah operasi, kondisi kesehatan bu Dahlia kembali memburuk dengan komplikasi penyakit yang semakin hebat seperti paru-paru, liver dan lain-lain yang membuat keluarga Teratai semakin "sibuk" mengurus bu Dahlia.


Tentu saja para sahabat teratai kembali berjibaku membantu dengan tulus untuk kesembuhan bu Dahlia sampai mendapat perawatan terbaik di Rumah Sakit. Saat kondisi sibuk mengurus bu Dahlia, para sahabat dikejutkan dengan berita bahwa bu Dahlia mengajukan Aseskin (Asuransi Kesehatan untuk masyarakat Miskin) untuk membiayai berobat karena sudah tidak "memiliki apa-apa lagi untuk biaya perawatan di rumah sakit".


Bagaimana tidak terkejut, selain suami Teratai atau menantu bu Dahlia adalah pejabat tinggi perusahaan besar juga dalam waktu bersamaan para sahabat mengetahui beliau baru saja mengganti mobilnya dengan model terbaru langsung dari Dealer. Subhanallah.


Para sahabat tidak iri dengan mobil barunya, tapi mereka mengurut dada, mungkin karena kesederhanaan dalam memandang realita hidup "terlalu" dengan hati sehingga hati mereka seolah tidak menerima dalam kondisi ibu terkena musibah sehebat itu sang anak sebagai kerabat terdekat masih bisa menjaga lifestlye dan perfomance sebagai pejabat dalam kemewahan, ironis sang Ibu tergolek lemah di rumah sakit di ruang "kelas barak" dengan biaya "gratis" dari Aseskin tadi. Naudzubillah.....


Cerita sebaliknya, hari kemarin saya mengunjungi customer produk interior saya, seorang ibu muda sebut saja namanya Mawar yang baru mempunyai bayi, terlihat bu Mawar sedang Flu berat. Beliau menceritakan dengan semangat bahwa beliau tidak tidur semalaman menemani sang bayi yang sakit. Dengan berlinang air mata beliau menceritakan penderitaan sang bayi, sampai beliau berdoa dan ridho bila sakit anaknya di pindah ke dirinya saking sayangnya seorang ibu terhadap anaknya.


Sahabat, dari dua cerita tersebut saya merenung sangat dalam dan langsung menelepon ibu saya untuk meminta maaf atas segala kesalahan dan dosa saya sebagai anak kepada ibu. Saya juga berdiskusi panjang dengan istri untuk berkomitmen bertanggung jawab atas hari tua orang tua kami tanpa membedakan status orang tua kandung atau mertua. Kami juga ingin membangun mindset bahwa segala nikmat dunia yang Allah amanahkan kepada kami adalah karena peran, doa dan ridho orang tua, insya Allah kami ikhlas untuk senantiasa membahagiakan orang tua kami dalam kondisi apapun.


Saya katakan kepada istri, "Kita juga akan tua, apakah kita mau anak-anak kita memperlakukan kita di hari tua seperti kejadian yang menimpa bu Dahlia?" tentu tidak bukan, karena sesungguhnya perlakuan baik atau buruk kita terhadap orang tua akan menjadi cerminan perlakuan anak-anak kita terhadap kita kelak.


Sahabat, sesungguhnya "SETETES AIR SUSU IBU YANG KITA ISAP TIDAK AKAN TERGANTIKAN DENGAN GUNUNG EMAS YANG BISA KITA BELI"


Sahabat, sesungguhnya "PENGORBANAN ORANG TUA YANG MENGURUS KITA TIDAK AKAN LUNAS DENGAN SELURUH HARTA DAN JIWA YANG KITA MILIKI"


Sahabat, sesungguhnya "RIDHO ALLAH, ADA PADA RIDHO ORANG TUA, TERUTAMA IBU"


Sahabat, sesungguhnya "TIDAK ADA ARTINYA TINGGI KARIER ATAU BESARNYA BISNIS KITA, BILA ORANG TUA KITA HANYA BISA BANGGA TANPA MERASAKAN"


Banyak sekali firman Allah dan hadist Rosulullah SAW yang menekankan wajibnya anak berbakti terhadap orang tua, salah satunya dalam surat Al Ahqaaf: 15
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." 


Sahabat, semoga kita menjadi golongan manusia yang berbakti kepada kedua orang tua tanpa melihat apakah orang tua kandung atau mertua, semoga kita dapat berkumpul dengan orang tua kita di surga kelak. Amin yaa Rabbal alaimin


Wallahualam bishowab


Barokallah sukses untuk sahabat semua.


Budi Cahyadi  

Friday, October 28, 2011

DURIAN & KOLESTEROL

Sekitar tahun 2009 saat melakukan perjalanan dari Depok menuju Kabupaten Bogor, saya berdiskusi dengan orang bapak berusia 50 tahunan yang sangat bijaksana. Kami asyik berdiskusi perihal buah DURIAN yang kebetulan bejejer dijajakan pedagang sepanjang jalan Depok-Bogor. 
Berikut diskusi seru kami:


Bapak:
Jaman dulu tidak ada penyakit yang aneh-aneh seperti sekarang, kolesterol, asam urat, jantung koroner, kanker dan lain-lain. Penyakit kami jaman dulu paling seputar penyakit ringan yang berhubungan dengan fisik luar, sedangkan penyakit dalam jarang kami alami
(mungkin belum dikenal atau ditemukan ya, di benak saya) 


Saya:
Kenapa pak orang-orang jaman dulu lebih terlihat sehat dan umurnya panjang-panjang, dibanding orang-orang zaman sekarang?


Bapak:
Mungkin karena pola hidup dan makanan yang kami konsumsi. 


Saya:
Kenapa ya pak, apakah makanan zaman dulu lebih sehat? padahal zaman sekarang vitamin, mineral dan suplemen kesehatan demikan banyak, tidak seperti dulu, saat saya kecil hanya kenal satu merek vitamin sekarang malah tidak kenal saking banyaknya?


Bapak:
Bapak juga tidak tahu, tapi mungkin karena alasan ini. Contoh buah Durian itu (kata bapak sambil menunjuk buah Durian yang berjejer di jalan). Kami dulu hanya makan Durian saat musimnya saja setahun sekali. Lalu berganti dengan buah Rambutan, Duku, Manggis dan buah lainnya berputar secara teratur setiap tahunnya.
Kami berfikir bahwa Allah sudah merancang siklus alam sedemikian indah dan teratur termasuk pergiliran musim buah-buahan yang dapat kami konsumsi. Contoh, setelah musim Durian berlanjur musim Rambutan atau Manggis, bisa jadi rambutan atau manggis adalah obat antibodi yang disebabkan bahan-bahan yang terkandung dalam Durian.
Tidak seperti zaman sekarang, Durian bisa ditemukan kapan saja tanpa mengenal musim, semua orang bangga dengan hasil rekayasa genetik yang merubah siklus durian berbuah dari setahun sekali menjadi tidak kenal musim.
Semua orang saat ini bisa mengkonsumsi Durian tanpa batas, wajar bila tubuh kita menjadi sarang kolesterol atau asam urat yang ditimbulkan buah Durian, tubuh menjadi tidak bisa mengolah antibodinya karena siklus konsumsi berubah.
Selain Durian, zaman dulu kami tidak mengenal makanan isntant dengan bahan pengawet, makanan kami berbahan sederhana yang alami, bila makan ayam adalah ayam yang kami pelihara dengan alami, tidak seperti sekarang, ayam bisa besar dalam waktu dua puluh lima hari sejak menetas karena di suntik dan diberi konsumsi zat pertumbuhan terus menerus, wajar bila penyakit tumbuh dalam bahan makanan zaman sekarang karena sangat berlebihan.


Saya:
Termenung lama sekali saya, sambil teringat sebuah hadist dari Rosulullah SAW "Segala penyakit bersumber dari Perut (dari apa yang dikonsumsi)".
Selain hadist tersebut saya teringat banyak firman Allah tentang kesempurnaan dan keseimbangan alam semesta yang Allah ciptakan untuk manusia yang disebut Sunatullah.
Hukum alam adalah salah satu Sunatullah yang teratur dan pasti hukumnya. Dan kitalah yang sering merusak sunatullah seperti rekayasa genetika terhadap hewan dan tumbuhan yang menjadi sumber makanan kita, wajar bila sunatullah dirusak maka keseimbangan dunia juga akan rusak dan manusia yang akan merasakan akibatnya.
Seperti firman Allah dalam Al Quran surat Ar Rum: 41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). 


Dari diskusi tersebut, walau perlu penelitian lebih lanjut perihal antibody, saya bertekad akan membuat sebuah bisnis makanan yang halal baik secara zat, proses maupun perolehannya, juga thoyib yaitu sehat karena dibuat dari bahan-bahan terbaik untuk menjadi konsumsi kaum muslimin dan lainnya yang menginginkan halal dan sehat menjadi prioritas utama. Bismillah.... Allahu Akbar, nantikan......


Salam Semangat, Barokallahu Sukses




Budi Cahyadi

Monday, October 17, 2011

MENULIS DIATAS PASIR DAN BATU

Sepasang suami istri yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Dî tengah perjalanan, mereka bertengkar dan suaminya menghardik istrinya dengan sangat keras..... Istri yang kena hardik, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis ϑî atas pasir : HARI INI SUAMIKU MENYAKITI HATIKU. 


Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis dimana mereka memutuskan untuk mandi. Si Istri, mencoba berenang namun nyaris tenggelam dan berhasil diselamatkan suaminya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang dia menulis ϑî sebuah batu : HARI INI SUAMIKU YG BAIK MENYELAMATKAN NYAWAKU. 


Suami bertanya  : “kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya ϑî atas pasir dan sekarang kamu menulis ϑî atas batu ?” Istrinya sambil tersenyum menjawab : “Ketika hal buruk tjd, kita harus menulisnya ϑî atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu... Dan bila sesuatu yang luar biasa diperbuat suamiku, aku harus memahatnya ϑî atas batu hatiku, agar tidak bisa hilang tertiup angin. 


Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Terkadang malah sangat menyakitkan, Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu. Yang terpenting dr pelajaran ϑî atas, adalah : Belajarlah untuk selalu BISA MENULIS DI ATAS PASIR untuk semua hal yang menyakitkan dan selalu MENGUKIR DI ATAS BATU untuk semua KEBAIKAN.


Wallahualam bishowab

Friday, October 14, 2011

SHALAT DAN PENGUASA DUNIA

Beberapa tahun yang lalu saat saya masih bekeja di bank syariah, tiap hari senin diadakan kajian tafsir Al Quran pada jam istirahat di mushola Bank Syariah milik pemerintah yang mewah di Kota Bandung. Hari senin dipilih dengan harapan para karyawan yang shaum sunnah hari senin menghabiskan waktu istirahatnya di mushola dan mengikuti kajian tafsir Al Quran yang di asuh oleh DR Abdurahman, seorang ulama senior kharismatik di Bandung, semoga Allah senantiasa merahmati beliau.

Dalam satu kesempatan kajian, di mushola tampak sepi, hanya ada DR Abdurahman dan saya, sedangkan teman-teman lain lebih memilih menghasikan waktu istirahat di kantin, rumah makan atau di depan layar monitor browsing internet, wallahualam.

Dalam kesempatan yang sepi tersebut, DR Abdurahman mengajukan pertanyaan yang sangat menarik kepada saya.

DR Abdurahman:
“Pak Budi, apa yang ada di benak bapak sebagai seorang bankir dengan firman Allah “Aqimisholah?” (Dirikanlah Shalat)

Saya:
“Perintah mengerjakan shalat sebagai kewajiban seorang sebagai rukun Islam yang ke dua”
“Dirikan shalat bukan kerjakan shalat sebagai sarana mendekatkan diri khusuk kepada sang pencipta”
“Melaksanakan kewajiban shalat untuk menghidari perbuatan keji dan mungkar”
“Melaksanakan kewajiban shalat sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah maha pemberi rizki”
“Amalan utama dan pertama yang akan di hisab oleh Allah saat di yaumil hisab kelak”

Apa lagi yah? Fikiran saya mencoba menerawang mencari jawaban lebih intelek sebagai seorang ekonom dan bankir, melihat DR Abdurahman terus berkata“Ada jawaban lain lagi?” beliau terlihat kurang puas dengan jawaban saya, walau hanya senyam-senyum saja reaksinya.
“Mohon petunjuk dari ustaz” jawaban tanda menyerah saya.

DR Abdurahman:
Pak Budi tidak salah, tapi kami dan para ulama yang salah mengajarkan tafsir Al Quran, sehingga contoh jawaban tafsir tentang perintah Aqimisholah tadi menggambarkan pemahaman muslim secara kesuluruhan yang menjadikan ummat Islam jauh tertingal dari ummat lain di bidang ekonomi walau mereka tidak mengIMANi  Al Quran, tapi mereka menafsirkan jauh lebih luas dari pada kaum muslim pada umumnya”

Tambah bingung saya, maksudnya ustaz?

DR Abdurahman:
“Kita muslim menafsirkan perintah dirikanlah Shalat sebatas rukun Islam, kewajiban ibadah, tanda bersyukur,  sarana mendekatkan diri atau doa dengan Allah dan pemahaman standard lainnya.”
“Beda dengan non muslim yang menafsirkan Aqimisholah dengan membangun industry kain, pakaian muslim, sarung, sajadah, mukena bahkan lebih jauh industry keramik, sanitary alat wudlu yang banyak digunakan untuk membangun mesjid dan mushola  dan bisnis lainya terkait kebutuhan shalat. Coba lihat pasar di Mekkah dan Madinah tempat lahir agama Islam, barang-barang kebutuhan shalat didominasi produk buatan non muslim, wajar pada umumnya ummat muslim tertinggal jauh kesejahteraan ekonomi di dunia modern saat ini”

Terhenyak saya mendengar penjelasan tafsir yang seumur hidup baru saya dengar dari seorang ustaz sepuh yang internet saja mungkin tidak familier, beda dengan kita yang sangat modern dan internet minded, tapi soal penafsiran modern Al Quran jauh tertinggal dari orang tua yang bijaksana tersebut.

Saya menerawang jauh “Kalau saja muslim berfikir konfrehensif selain sebatas ibadah mahdoh, juga ekonomi dan bisnis seperti perintah shalat tersebut karena banyak sekali ayat-ayat Allah lain yang bahkan berhubungan langsung dengan urusan ekonomi dan bisnis, niscaya muslim akan menguasai dunia, karena muslim dilahirkan sebagai khoiru ummah yaitu ummat terbaik yang dilahirkan untuk menjadi Khalifah fil ard/pengelola alam semesta.
Muslim niscaya tidak akan tertinggal jauh seperti sekarang ini, kita muslim masih terkungkung dengan tradisi dan budaya lama yang tidak menggambarkan semangat Al Quran yang universal dan tak lekang dengan modernisasi zaman”

Bismillah saatnya berubah untuk menjadi Ummat terbaik Khalifah fiil adr penguasa dunia…..

Wallahualam bishowab

Sunday, October 9, 2011

PEJABAT GAUL

Dua orang rekan kerja bertemu di kantor pusat setelah sekian lama terpisah jarak karena perbedaan lokasi penempatan. Sebut saja namanya Ahmad dan Johny. Johny saat itu telah menjadi seorang Branch Manager sedangkan Ahmad masih menjadi staf marketing biasa walaupun keduanya memiliki masa kerja yg sama.  Menarik mengikuti dialog diantara mereka;

Johny : 
“Mad, pa kabar kemana aja nih?”

Ahmad : 
"Alhamdulillah Pak Johny” jawab Ahmad dengan sopan, karena walau satu angkatan, tapi saat ini jabatan berbeda.  “Selamat ya pak sudah jadi pejabat tinggi sekarang.”

Johny   :
 “Ya Mad akhirnya, saya berharap teman-teman seangkatan kita sudah saatnya menduduki posisi yang strategis di perusahaan ini.”

Ahmad :
 “Amiin Pak semoga yang terbaik, untuk kita semua dan perusahaan.”

Johny   :
 “Mad, boleh aku kasih saran, tapi sorry nih sebelumnya!”

Ahmad :
 “Wah senang sekali, tenang aja pak”

Johny :
 “ Mad, saya tahu kamu dari dulu selalu bekerja maksimal dibanding saya, tapi kamu tidak kepantau sama Direksi walau kinerja & achievement kamu selalu baik.”

Ahmad :
 “Maksudnya pak?”

Johny :
 “Terus terang Mad, saya bisa begini karena BERGAUL..”


Ahmad :
 “Bergaul maksudnya?...”
Johny  :
“Kalo kamu selama ini banyak bergaul dgn customer, terus mancari market tapi tidak pernah menyempatkan untuk bergaul dgn Direksi dan orang-orang dekatnya. Kalau  saya malah lebih banyak bergaul dengan Direksi dan orang-orang dekatnya. Contoh  saat Direksi senang offroad saya gabung, atau waktu Direksi senang Moge (Motor Gede) saya gabung juga,  mahal sih tapi sepadan dengan hasilnya.”

Ahmad :
 “Jadi saya musti gimana?..”

Johny :
 “Kamu harus lebih "GAUL", gabung sama saya deh nanti sabtu ada acara Moge sekalian Golf di Sentul, biar pake Moge saya nanti di bonceng.”

Ahmad :
“Waduh, jadi merepotkan bapak, terima kasih sebelumnya atas saran dan ajakannya cuman setiap akhir pekan kadang saya sibuk sekali sehingga sulit mengatur waktu untuk bergaul dengan Direksi atau pejabat seperti bapak”
             
Johny : 
“Emang kegiatan weekend kamu apa Mad?”

Ahmad : 
“Tidak ada yg spesial pak, hanya memberikan hak waktu saya untuk istri, anak-anak, orang tua dan keluarga, karena waktu saya lebih banyak berkutat dengan  urusan target dan kantor."
” Selain itu, tetangga di lingkungan juga punya hak atas waktu saya, walau hanya sekedar bersih-bersih mesjid dan lingkungan serta membuat kegiatan-kegiatan ringan untuk mereka. Saya menemukan kebahagian saat melihat anak-anak yang belajar Iqro dan  ibu-ibu yang berkumpul di Mesjid untuk mengikuti pengajian yang kami adakan.”
“ Selain waktu, saya kadang tidak percaya diri bergaul dengan Pejabat yang sering hidup dengan kepura-puraan hanya untuk menyenangkan atasan atau Direksi sehingga saat Direksi mengajak bermaksiat dan sulit beribadah, kita sulit menolaknya.  Niat saya bekerja hanya untuk mencari ridho Allah dan itu sangat cukup untuk saya dibanding Jabatan tinggi dengan kekuasaan dan gaji tinggi sekalipun.”

Johny  :
“Hmm, .. dasar anak ustaz” guman Johny

Wallahualam

CITA-CITA JADI DIRUT

Manager HRD sebuah perusahaan besar sedang menginterview para calon manager yang mendapat kesempatan test promosi jabatan, salah satu calon manager sebut saja namanya Ahmad membuat sedikit perbedaan dengan calon manager lain saat di interview, ini petikan interviewnya:

Manager HRD :
 “Apa ekspektasi anda di perusahaan ini?” 

Ahmad  :
“Saya ingin menjadi Direktur Utama pak”, jawab Ahmad dengan mantap

Cukup kaget Manager HRD dengan jawaban Ahmad yang disertai sikap percaya diri tinggi tersebut, lalu…

Manager HRD :
 “Apa tujuan kamu ingin jadi Direktur Utama?”

Ahmad  :

 “Saya ingin merubah kebiasaan kalo Rapat, terdengar azan hanya diam mendengarkan lalu rapat dilanjutkan. Kalo saya jadi Dirut, rapat akan saya Hentikan dan langsung saya ajak semua peserta rapat dan karyawan shalat”.

Manager HRD :

 “Cita-cita yang bagus, tapi mungkinkah pegawai seperti anda jadi Dirut?”

Ahmad :
 “Bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin pak, walau realitanya amat sangat sulit terwujud karena akan sangat menguras cost yang sangat besar.”

Manager HRD :

 “Kenapa?”

Ahmad : 
“ Bayangkan pak, bila saya jadi Direktur Utama, akan banyak pejabat dan karyawan yang stress, karena saya ingin semua karyawan Muslim beriman kepada Allah, ibadah dan bekerja dengan maksimal karena kedudukan bekerja, sama dengan ibadah kepada Allah, saya tidak mau bermaksiat kepada Allah  dengan kesia-siaan apalagi Korupsi yang menghancurkan bangsa ini.”  Kenapa high cost, karena bila saya jadi Dirut, perusahaan ini akan banyak  mengeluarkan biaya perawatan rumah sakit untuk karyawan yang stress karena ketegasan saya terhadap kesia-siaan, maksiat apalagi korupsi yang sudah menjadi hal biasa di perusahaan ini.”

Manager HRD : 
“Memang sulit, pak Ahmad”


Wallahualam

Entri Populer