Sunday, November 6, 2011

SOLUSI DALAM MASALAH

Belasan tahun lalu saat masih bekerja sebagai Internal Auditor, bukan hanya identifikasi permasalahan, pelanggaran atau kerugian yang terjadi dalam perusahaan, tapi sekaligus mencari solusi atas kondisi tidak ideal tersebut.
Dalam mencari solusi seorang auditor harus selalu menggunakan filosofi Kill The Spider, yaitu bila kita melihat sarang laba-laba yang mengotori rumah, jangan hanya dibersihkan saja, tapi basmi sekaligus laba-laba penyebab timbulnya sarang yang mengotori rumah kita, atau bila melihat air di lantai saat musim hujan, jangan hanya di pel lantai tersebut tapi perbaiki genteng bocornya.


Setelah menjadi wirausaha, saya bukan lagi sekadar seorang Internal Auditor yang menemukan permasalahan sekaligus solusinya, tapi menjadi pelaku atau bahkan sumber permasalahan yang terjadi dalam perusahaan yang saya jalankan. Dengan perusahaan yang baru tumbuh, permasalahan adalah sarapan pagi, kesulitan adalah menu hariannya. Suka tidak suka, mau tidak mau menu sarapan permasalahan dan kesulitan tersebut harus kita "nikmati" untuk kita cari solusinya baik jangka pendek, menengah atau final solution.


Wirausaha atau bisnis adalah sebuah proses belajar, setiap kesulitan pasti ada solusinya seperti setiap penyakit pasti ada obatnya, begitu pula dalam kesulitan pasti ada kemudahan. Proses belajar inilah yang akan membuat kita dewasa dalam segala segala hal berhubungan dengan bisnis atau kehidupan pribadi. Karena bisnis adalah sebuah proses belajar, maka setiap permasalahan dan solusi yang kita lakukan menjadi literatur dan pengalaman (ibroh) untuk tidak terjadi lagi di masa yang akan datang, sedangkan kesulitan dan jalan keluar yang kita ikhtiarkan menjadi sebuah pijakan penting untuk naik levelnya usaha kita.


Sebagai contoh saat masih bekerja, tahun 2003 saya membuka usaha sampingan bidang customizing furniture, berbekal suka dunia pertukangan dengan Nol pengetahuan, maka permasalahan, kesulitan dan kerugian materi adalah menu harian yang harus saya hadapi dan dicari solusinya. Pelajaran terbesar yang saya dapatkan dari pengalaman bisnis sampingan tersebut adalah "BUSINESS PLAN & FOCUS". Karena saya masih bekerja sehingga no business plan dan tidak focus, setiap solusi yang dipilih atas setiap permasalahan dan kesulitan selalu jangka pendek dan tidak membasmi sarang laba-laba. Akibatnya beberapa waktu kemudian permasalahan serupa terjadi bahkan dalam skala lebih komplek.


Setelah saya berhenti bekerja dan mulai focus membangun bisnis yang awalnya sampingan menjadi bisnis utama, maka saya mulai Re-Design Business Plan dengan sebuah solusi final atau jangka panjang. Sebagai contoh, permasalahan utama bisnis Customizing Furniture adalah sumber daya manusia tukang kayu yang semakin langka, karena generasi muda yang berminat menjadi tukang kayu semakin berkurang, sehingga tukang kayu hanya berkutat di lingkaran pengusaha furniture, akibatnya saling "bajak" tukang kayu handal menjadi menu sarapan tambahan. Efeknya untuk para pengusaha adalah pricing tukang kayu menjadi mahal kadang tidak rasional yang merugikan tapi menjadi berkah tersendiri bagi tukang kayu yang meningkat kesejahteraannya.


Yang unik dalam mengelola bisnis bidang pertukangan adalah tenaga tukang yang umumnya berasal dari daerah dengan pendidikan rendah, sifat egois mendominasi dan sulit diajak berdiskusi tentang permasalahan dan solusi bisnis, di benak mereka hanya "mendapat penghasilan sebesar-besarnya", datang dan pergi semau mereka. Yang paling lucu adalah bila mereka mendapat tawaran lebih besar dari workshop lain, mereka pasti pindah, tapi jangan heran suatu saat tiba-tiba mereka datang dengan memelas meminta pekerjaan. Hmm kadang saya hanya mengurut dada saja..


Untuk memecahkan masalah tersebut saya benar-benar belajar dan belajar karena  ingin mencari final solution, business plan saya susun dengan sebaik-baiknya, step by step strategi saya jalankan, hingga satu titik kesimpulan adalah saya harus menjadi pengusaha yang berorientasi masa depan yang berhubungan dengan bidang usaha customizing furniture, membuat sebuah standard terkait proses produksi, merubah manual production menjadi machinal production, ikatan kerja yang saling menguntungkan antara pengusaha dan para pekerja, tunduk dalam Prosedur, Aturan dan Kebijakan (SOP) yang ditetapkan perusahaan. Seluruh SOP tersebut harus saya susun atas dasar keimanan kepada Allah dengan sebuah visi agung yang selalu saya gaungkan ke siapa saja yaitu Visi Bertemu Allah di Surga.  


Business plan di susun, strategi ditetapkan, proposal disiapkan untuk saya ajukan kepada Allah SWT sang pemilik dan pengatur segala urusan dunia, kita manusia hanya berdoa, berencana dan ikhtiar, sedangkan hasilnya kita tawakal kepada Allah saja karena Allah maha tahu mana yang terbaik untuk hambanya yang berusaha terus mendekat kepadaNya. Cukup bagi saya firman Allah sebagai penghibur dan penjaga semangat dan rasa optimis bahwa usaha kita Insya Allah berkah adalah: 


"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." QS Alam Nasrah: 5-8.


Salam Semangat, Barokallah sukses untuk sahabat semua.




Budi Cahyadi 

No comments:

Post a Comment

Entri Populer